Tampilkan postingan dengan label static route. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label static route. Tampilkan semua postingan

Kamis, 30 Januari 2014

load balancing Static route dengan Address list

Pada kesempatan ini, saya sharing teknik untuk menggabungkan 2 modem dalam satu HUB, mudah-mudahan bisa menambah pengetahuan anda : 
Sebelum memulai, PASTIKAN semua Kabel koneksi telah terhubung pada TEMPATNYA.

Untuk Modem Pertama

- Login ke 192.168.1.1, masukkan User ID & Password
- Masuklah ke bagian pengaturan (advance option) sesuai dengan jenis modem ADSL yang dipakai
- Pilih pengaturan LAN
- Kita hanya mengubah Subnet Mask Default 255.255.255.0 ke 255.255.255.128, kemudian jika DHCP Server di enable, maka Subnet Mask Default nya kita ubah menjadi 255.255.255.127.
- Setelah selesai, pilih Save & Reboot Modem
- Sesudah Reboot, Cek Ping ke 202.134.0.155, jika ping jalan maka setting modem berhasil
- Setting lah PC Client dengan memberikan IP Address 192.168.1.4 s/d 192.168.1.127, Subnet Mask Biarkan saja, Default Gateway isi dengan alamat IP address modem 1 yaitu 192.168.1.1
- DNS Server & Alternative DNS Server PC Client sesuaikan dengan DNS Server & Alternative DNS Server PC Server, misalnya 202.134.1.10 & 202.134.0.155 (DNS Server Speedy) atau 208.67.222.222 & 208.67.220.220 (DNS Server OpenDNS)
- Setelah Selesai Kembali ke PC Server untuk Setting Modem 2

Untuk Modem Kedua

- Matikanlah terlebih dahulu modem pertama & Hidupkan modem kedua
- Login ke 192.168.1.1, masukkan User ID & Password
- Masuklah ke bagian pengaturan (advance option) sesuai dengan jenis modem ADSL yang dipakai
- Pilih pengaturan LAN
- Karena Modem Pertama untuk 128 PC, maka ubahlah IP Addres modem kedua dari 192.168.1.1 menjadi 192.168.1.130
- Ubah Subnet Mask Default 255.255.255.0 ke 255.255.255.128, kemudian jika DHCP Server di enable, maka Subnet Mask Default nya kita ubah menjadi 255.255.255.127.
- Setelah selesai, pilih Save & Reboot Modem
- Selesai Reboot, PASTI koneksi Internet PC Server bermasalah, mengapa? Karena PC Server masih membaca alamat IP Address Modem Pertama
- Untuk mengatasinya, masuk Control Panel—Network Connections—Properties—Pilih Internet Protocol TCP/IP—Properties.
- Ubahlah untuk sementara IP Address dari 192.168.1.3 ke 192.168.1.131, Default Gateway menjadi 192.168.1.130 (karena alamat IP Address modem Kedua adalah 192.168.1.130).
- Jika sudah pilih OK & Close.
- Cek Ping ke 202.134.0.155, jika ping jalan maka setting modem kedua berhasil
- Matikan modem kedua.
- Kembalikan setting Network Connection PC Server dengan cara masuk Control Panel—Network Connections—Properties—Pilih Internet Protocol TCP/IP—Properties.
- PC Server harus mengikuti Settingan Modem Pertama, Jadi kembalikan PC Server ke IP Address 192.168.1.3, Default Gateway 192.168.1.1. Hal ini dilakukan karena biasanya IP Address Biling Client di PC Client adalah 192.168.1.3 mengikuti IP Address PC Server yang sudah terinstall Billing Server.
- Setelah selesai, Reboot PC Server dan hidupkan Modem pertama & Modem kedua
- Selesai Reboot PC Server, Bukalah Program Billing Servernya.
- Baru anda menuju ke PC Client yang anda inginkan untuk membaca koneksi internet dari Modem Kedua.
- Di PC Client Masuk Control Panel—Network Connections—Properties—Pilih Internet Protocol TCP/IP—Properties.
- Setting lah PC Client dengan memberikan IP Address 192.168.1.131 s/d 192.168.1.258, Subnet Mask Biarkan saja, Default Gateway isi dengan alamat IP address modem kedua yaitu 192.168.1.130.
- Sekarang anda punya Warnet dengan 2 Modem 1 HUB 1 PC Server, SELAMAT.

Setting Subnet Mask yang Lain :

CIDR Desimal Jumlah Mesin
/30 255.255.255.252 4
/29 255.255.255.248 8
/28 255.255.255.240 16
/27 255.255.255.224 32
/26 255.255.255.192 64
/25 255.255.255.128 128
/24 255.255.255.0 256
/16 255.255.0.0 65 536
/8 255.0.0.0 16777216

Sesuaikan Jumlah PC Client Warnet Anda, jika PC Client Warnet Anda berjumlah 20 unit, gunakan subnet mask 255.255.255.224 (Maksimal 32 Unit PC Client) agar mempermudah kerja Modem di PC server yang hanya akan membaca 32 alamat IP Address PC Client saja, sehingga akan mempercepat koneksi jaringan Internet anda.

Minggu, 26 Januari 2014

Mengenal 4 Metode Load Balancing untuk Jaringan Internet Anda



Nah pemilik bisnis, jika bisnis anda sudah mulai punya 2 atau lebih jaringan internet sendiri, maka anda harus mulai membekali administrator jaringan anda dengan pengetahuan seputar Load Balancing. Kenapa penting sekali?
Pertama-tama kita harus mengerti apa yang dimaksud dengan load balancing. Yakni teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan troughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi.
Selama ini masih banyak anggapan yang salah bahwa menerapkan teknik load balancing pada dua jalur koneksi, maka besar bandwidth yang di dapatkan menjadi dua kali lipat dari bandwidth sebelum menggunakan load balancing. Maka perlu saya jelaskan lagi bahwa load balancing tidak akan menambah besar bandwidth yang diperoleh. Tetapi hanya bertugas untuk membagi trafik dari kedua bandwidth tersebut agar dapat dipakai secara seimbang.
Metode load balancing sendiri ada 4 yang umum dipergunakan. Di antaranya: Static Route dengan Address List, Equal Cost Multi Path (ECMP), Nth, dan Per Connection Classifier (PCC). Masing-masing metode punya kelebihan, kekurangan dan karakteristiknya masing-masing. Kali ini, kita akan meluangkan waktu untuk sedikit mengenal mereka, dan mencari tahu manakah metode yang paling cocok diterapkan di jaringan anda.

1. Static route dengan Address list

Static route dengan Address list adalah metode load balancing yang mengelompokkan suatu range IP address untuk dapat di atur untuk melewati salah satu gateway dengan menggunakan static routing. Metode ini sering di gunakan pada warnet yang membedakan PC untuk browsing dengan PC untuk Game Online. Mikrotik akan menentukan jalur gateway yang di pakai dengan membedakan src-address pada  paket data.
Kelebihan: dapat membagi jaringan dengan topologi yang sederhana, tidak ribet, dan tidak ada disconnection pada client yang disebabkan perpindahan gateway karena load balancing.
Kekurangan: Gampang terjadi overload jika yang aktif hanya client-client pada salah satu address list saja.

2. Equal Cost Multi Path (ECMP)

Equal Cost Multi Path adalah pemilihan jalur keluar secara bergantian pada gateway. Contohnya jika ada dua gateway, dia akan melewati kedua gateway tersebut dengan beban yang sama (Equal Cost) pada masing-masing gateway.
Kelebihan: Dapat membagi beban jaringan berdasarkan  perbandingan kecepatan di antara 2 ISP.
Kekurangan: Sering terjadi disconnection yang disebabkan oleh routing table yang restart secara otomatis setiap 10 menit.

3. Nth

Nth bukanlah sebuah singkatan. Melainkan sebuah bilangan integer (bilangan ke-N). Nth menggunakan algoritma round robin yang menentukan pembagian pemecahan connection yang akan di-mangle ke rute yang dibuat untuk load balancing. Pada dasarnya, koneksi yang masuk ke proses router akan menjadi satu arus yang sama. Walaupun mereka datang dari interface yang berbeda. Maka pada saat menerapkan metode Nth, tentunya akan ada batasan ke router untuk hanya memproses koneksi dari sumber tertentu saja. Ketika router telah membuat semacam antrian baru untuk batasan yang kita berikan di atas, baru proses Nth di mulai.
Kelebihan: Dapat membagi penyebaran paket data yang merata pada masing-masing gateway.
Kekurangan: Kemungkinan terjadi terputusnya koneksi yang disebabkan perpindahan gateway karena load balancing.

4. Per Connection Classifier (PCC)

Per Connection Classifier merupakan metode yang menspesifikasikan suatu paket menuju gateway suatu koneksi tertentu. PCC mengelompokkan trafik koneksi yang keluar masuk router menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan ini bisa dibedakan berdasarkan src-address, dst-address, src-port dan dst-port. Mikrotik akan mengingat-ingat jalur gateway yang telah dilewati di awal trafik koneksi. Sehingga pada paket-paket data selanjutnya yang masih berkaitan akan dilewatkan pada jalur gateway yang sama dengan paket data sebelumnya yang sudah dikirim.
Kelebihan: Mampu menspesifikasikan gateway untuk tiap paket data yang masih berhubungan dengan data yang sebelumnya sudah dilewatkan pada salah satu gateway.
Kekurangan: Beresiko terjadi overload pada salah satu gateway yang disebabkan oleh pengaksesan situs yang sama.